Source: https://caramembuat524.blogspot.co.id/2014/01/cara-agar-blog-tidak-bisa-di-copy-paste.html
Saturday 26 December 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakkan orang/personel kearah tujuan yang dicita-citakan, sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur, tidak memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan.
Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seorang dalam organisasi, nilai dan bobot strategic dari keputusan yang diambil semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu orgnisasi , keputusan yang diambilpun lebih mengarah kepada hal-hal yang lebih operasional. Terlepas dari keputusan yang diambil , apakah pada kategori strategic, taktis, teknis, atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari perjalanan yang hendak ditempuh oleh organisasi.
Kepemimpinan begitu kuat mempengaruhi kinerja organisasi sehingga rasional apabila keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan  karena kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan juga tidak membuat strategi pendidikan yuang adaptif terhadap perubahan. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan  secara terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan  kualitas pendidikan. Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi,  serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorentasi kepada mutu.
Oleh sebab itu masa depan ideal lembaga pendidikan sebenarnya sangat ditentukan oleh eksistensi pemimpinnya.Pemimpin lembaga pendidikan memiliki otoritas dan bertanggung jawab penuh sesuai jenjang manajerialnya terhadap efektifitas pengelolaan sekolah.Pemimpin memiliki peran pengambilan keputusan(decision role) yang sangat kuat dan perlu menjalankannya secara benar dan tepat sasaran ,dengan peran ini dapat dipastikan perubahan dan perkembangan masa depan pendidikan  menjadi jauh lebih baik.Pada hakekatnya kondisi inilah yang menjadi harapan masyarakat sebagai user output lembaga pendidikan  dan sudah seharusnya menjadi paradigma berpikir pelaku institusi pendidikan.
Berangkat dari pembahasan diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan makalah dengan judul “KEPEMIMPINAN RANSFORMASIONAL.”

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ,penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian kepemimpinan transformasional?
2.      Bagaimana model kepemimpinan transformasional?
3.       Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan transformasional?

C.      Tujuan Masalah

1.       Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan transformasional
2.      Untuk mengetahui model kepemimpinan transformasional.
3.       Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan transformasional.




BAB II

PEMBAHASAN


1.      Pengertian Kepemimpian Transformasional.

Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapapun menjalankan tugas-tugan kepemimpinan, ketika dalam tugas itu dia berinteraksi dengan dan mempengaruhi orang lain. Bahkan dalam kapasitas pribadipun, didalam tubuh manusia itu ada kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena yang kompleks sehingga amat sukar untuk dibuat rumusan yang menyeluruh tentang arti kepemimpinan. Oleh karenanya, tidak ada satu definisi kepemimpinan pun dapat dirumuskan secara lengkap untuk mengabstraksikan  perilaku social atau perilaku interaktif manusia didalam organisasi yang memiliki regulasi dan struktur tertentu , serta  misi yang kompleks.
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata,yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (Transformasional).Istilah transformasional berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda,misalkan mentranformasikan visi menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual. Transformasional karenanya mengandung makna sifat- sifat yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya mengubah energy potensial menjadi energy actual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil.
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional ini, Leithwood dan kawan-kawan menulis, “ Transformasional leadership is seen to be sensitive to organization building, developing shared vision, distributing leadership and building school culture necessary to current restructuring efforts in schools”.Kutipan ini menggariskan menggariskan  bahwa kepemimpina transformasional menggiring SDM yang dipimpin kearah tumbuhnya sensitivitas pembinaan  dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan , dan pembangunan kultur organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah.
Teori transformasional sering disebut  sebagai teori-teori relasional kepemimpinan (relational theories of leadership).Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan mengilhami atau menginspirasi orang dengan membantu anggota kelompok memahami potensinya untuk kemudian di transformasikan  menjadi perilaku nyata dalam rangka penyelesaian tugas pokok dan fungsi dalam kebersamaan.Pemimpin transformasional terfokus pada kinerja anggota kelompok,tapi juga ingin setiap orang untuk memenuhi potensinya.Pemimpin transformasional biasanya memiliki etika yang tinggi dan standart moral.
Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran para pemimpin untuk berbuat yang terbaik ssuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin  yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi dimasa datang. Oleh karena itu’pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan  sebagai pemimpin yang visioner.
Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut kedalam organisasi, memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid  membawa perubahan dalam etos kerja dan kinerja manajemen berani, bertanggung jawab memimpin serta mengendalikan organisasi.menyimpulkan esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru,mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya  inovasi dan kreativitas. Suyanto menyatakan bahwa kepemimpinan yang taransformasional yang memotivasi bawahan mereka untuk “berkinerja diatas dan melebihi panggilan tugasnya”.
Dengan demikian kepemimpinan transformasioanl adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.

2.      Model Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian, yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan  dan mempengaruhi aktivitas-aktivits yang ada hubungannya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.  Menurut Stoner semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin,akan makin besar potensi kepemimpinan yang efektif.
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan sebaiknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan Misi mampu memberi arah bagi kelanjutan suatu organisasi dimasa yang akan datang.
Salah satu model kepemimpinan pendidikan  yang diperdiksi mampu mendorong terciptanya efektifitas institusi pendidikan adalah kepemimpinan transformasional. Jenis kepemimpinan ini menggambarkan adanya tingkat kemampuan pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik dengan cara menunjukkan dan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu yang kelihatan mustahil. Konsep kepemimpinan ini menawarkan perspektif perubahan pada keseluruhan institusi pendidikan, sehingga pengikut menyadari eksistensinya untuk membangun institusi yang siap menyongsong perubahan bahkan menciptakan perubahan.

3.      Ciri – ciri Kepemimpinan Tranformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan yang menekankan pentingnya sistem nilai untuk meningkatkan  kesadaran pengikut tentang masalah-masalah etis, memobilisasi energy dan sumber daya untuk mereformasi institusi. Pemimpin yang transformasional mampu menggerakkan pengikut untuk terlibat aktif dalam proses perubahan.Oleh karena itu pemimpin transformasional biasanya memiliki kepribadian yang kuat sehingga mampu membangun ikatan emoisional pengikut untuk mewujudkan tujuan ideal institusi. Pemimpin transformasional  membangun loyalitas dan ikatan emosional pengikut atas dasar kepentingan dan sistem nilai ideal yang diyakini strategis untuk kepentingan jangka panjang.
Ciri pemimpin transformasional :
1.    Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
2.    Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan tim/organisasi.
3.    Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
4.   Proses untuk membangun komitmen bersama terhadap sasaran organisasi dan  memberikan kepercayaan kepada pengikut untuk mencapai sasaran.
Perilaku pemimpin transformasional antara lain :
1.    Pengaruh ideal.
Dalam hal ini pemimpin membangkitkan  emosi dan identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi.
2.    Stimulasi Intelektual.
Upaya pemimpin untuk meningkatkan  kesadaran terhadap permasalahan organisasional dengan sudut pandang yang baru.
3.    Pertimbangan individual.
Bentuk perhatian, dukungan dan pengembangan bagi pengikut.
Cunningham dan Cordeiro menyebutkan tiga hal fundamental terkait makna penerapan kepemimpinan transformasional :
1.    Membantu para anggota staf untuk mengembangkan dan memelihara budaya kerjasama(kolaborasi).
2.    Budaya professional
3.    Membantu mempercepat pengembangan dan membantu para tenaga pendidik untuk memecahkan masalah lebih efektif. Pemikiran ini menjadi sangat penting jika kita melihat fakta rendahnya kualitas pendidikan yang berdampak langsung pada kualitas SDM di Indonesia selama ini.
Diluar kerangka kepemimpinan transformasional seperti telah disebutkan, dikenal pula kepemimpinan transaksional. Dua gaya kepemimpinan ini berbeda, meski dalam kerangka sebuah transformasi, bukan tidak mungkin diperlukan  adanya “transaksi” antar pihak.Di dunia pemasaran ,transaksi merupakan  salah satu bentuk riil dari hasil transformasi , misalnya, bagaimana seorang penjual produk mampu mengubah keraguan konsumen menjadi keyakinan sehingga terjadilah transaksi jual beli.Namun demikian, dalam kerangka transaksi dapat saja satu sama lain tidak saling mengenal, selayaknya jual beli biasa. Semetara itu, pada transformasi upaya mengubah sesuatu menjadi bentuk lain , selayaknya mengubah potensi laten menjadi manifest, dengan mediasi tertentu.
Gambaran ringkas mengenai perbedaan konstruksi perilaku (behavioural constructs) kepemimpinan transformasional  dengan kepemimpinan transaksional adalah sebagai berikut :
Perbedaan Konstruksi Perilaku Kepemimpinan Transformasional dengan kepemimpinan Transaksional.
Pengemuka
Transformasional
Transaksional
Bass dan Avilio,
1997
1.    Atribut-atribut pengaruh ideal
2.    Perilaku pengaruh ideal
3.    Motivasi inspirasional
4.    Stimulasi intelektual
5.    Individualisasi konsiderasi
1.       Kontingensi ganjaran
2.       Manajemen dengan pengecualian aktif
3.       Manajemen dengan pengecualian pasif
Bass,1985
1.    Kemampuan memotivasi lebih tinggi
2.    Kinerja lebih baik
1.    Kemampuan memotivasi moderat
2.    Kinerja moderat
Meski ada perbedaan  esensial antara kepemimpinan transformasional dengan transaksional, konstruksi perilakunya bukan berarti saling menafikan (mutually exclusive). Perilaku yang ditampilkan oleh kepemimpinan transformasional  dan kepemimpinan transaksional adakalanya dibedakan bukan atas dasar tujuan yang dikehendaki, melainkan pada kontinum perilaku; yang mana yang satu cenderung kearah transformasi, sedang yang lain mengedepankan transaksi.
Burn membedakan antara leadership transformasional dan transaksional.Model pertama, perhatiannya adalah pada kemampuan menarik orang lain dalam suatu komitmen terhadap perubahan, sementara model kedua melibatkan suatu pemeliharaan status quo melalui pertukaran kepastian jaminan keamanan tempat kerja bagi suatu komitmen untuk mendapatkan pekerjaan yang dilaksanakan. Sifat dan pentingnya perubahan, yang harus terjadi jika manajemen berbasis sekolah diimplementasikan secara sukses, menuntut kepemimpinan transformasional yang efektif dipusat dan dimasing-masing sekolah. Kepemimpinan transformasional adalah penting untuk mengubah budaya sistem agar para guru dan kepala sekolah menjalankan nilai inti manajemen berbasis sekolah dan yang paling penting menjalankan pelayanan tersebut.
Cunningham dan Cordeiro menyebutkan 4 hal penting  yang perlu mendapat perhatian pemimpin untuk mewujudkan tujuan institusional secara efektif yaitu :
1. Membuat visi
Untuk membuat visi yang ideal, menarik dan dapat dicapai, pemimpin perlu mengkaji data dan informasi institusi pendidikan yang tersedia dan mempelajari kebutuhan lingkungan internal dan trend perkembangan lingkungan eksternal.
2. Merumuskan visi
Untuk mendapatkan visi yang benar-benar ideal pemimpin mengkaji kembali kekuatan dan kelemahan internal institusi serta mempridiksi kemungkinan masa depan yang ideal yang bisa dicapai dalam kurun waktu antara 5-10 tahun.
3. Mengkomunikasikan visi
Visi pada dasarnya adalah konsep impian masa depan yang penuh makna  bahkan misteri.Oleh karena itu visi harus disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bekepentingan(stake holder) institusi pendidikan.Hal ini  dimaksudkan supaya pesan-pesan inti yang terkandung didalamnya dapat dipahami  dan dirasakan sebagai kebutuhan bersama serta menjadi symbol kebanggaan dalam menggerakkan roda institusi.
4.Deployment.
Deployment dapat diartikan sebagai bentuk upaya menerjemahkan dan menyebarluaskan visi kedalam realita dengan cara membangun budaya kerja yang kondusif. Deployment dalam konteks ini juga dapat berarti mencegah kecenderungan penyebaran perkembangan kearah yang tidak diinginkan.
Implementasi model kepemimpinan transformasional  dalam bidang pendidikan  memang perlu diterapkan seperti kepala sekolah, kepala dinas, dirjen, kepala departemen dan lain-lain. Model kepemimpinan ini  memang perlu diterapkan  sebagai salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama  dalam bidang pendidikan. Adapun alasan-alasan mengapa perlu diterapkan model kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi yaitu :
1.      Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
2.      Secara positif dihubungkan  dengan orientasi pemasaran jangka panjang  dan kepuasan pelanggan.
3.      Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi para anggtotanya terhadap organisasi.
4.      Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
5.      Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
6.      Mengurangi stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi model kepemimpinan transformasional dalam organisasi pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Mengacu pada nilai nilai agama yang ada dalam organisasi/instansi khususnya sekolah-sekolah.
2.      Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem sekolahtersebut.
3.      Menggali budaya yang ada dalam sekolah tersebut.
4.      Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada diatasnya seperti sistem Negara.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan.

1.Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
2.Model kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio  menyangkut empat dimensi dengan konsep 4I yaitu idealized influence,inspirational motivation,intellectual simulation dan individualized consideration.

3.Ciri-ciri pemimpin transformasional :
1. Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan
2. Mendorong pengikut untuk mendahulukan kepentingan tim/organisasi
3. Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi
4.Gaya kepemimpinan transformasional akan menjadi instrument utama pembangkitan spirit kerja tenaga pengembang, staf, dan tenaga lainnya, berikutefeknya terhadap perbaikan kultur organisasi sekolah dan peningkatan mutu kinerja akademik lembaga.
    Bagi kepala sekolah : Seharusnya kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan transformational yaitu kepemimpinan  yang mampu memotivasi pengikut untuk secara lebih dari yang ada sekarang mewujudkan minat pribadinya secara segera (transcend their own immediate self interest) guna bersama-sama menerjemahkan misi dan visi organisasinya dan mampu mengubah energy sumber daya, baik manusia, instrument, maupun situasi untuk mencapai tujuan reformasi sekolah.



0 comments:

Post a Comment